Oleh: Nurmansyah
Anggota Keltan Subarang Aie Sepakat
Selama Program Pertanian Ramah Lingkungan digulirkan oleh pemerintah kepada beberapa kelompok Tani, hari ini petani yang tergabung sudah merasakan banyak manfaatnya. Diantara kelompok Tani yang sudah melaksanakan program tersebut adalah Keltan Subarang Aie Sepakat, yang terletak di Jorong Usak Kenagarian Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar.
Sudah setahun program ini dijalankan dan saat ini sudah menunjukkan dampak yang positif bagi anggota dan kelompok tani sendiri. Memang tidak mudah tetapi bukan pula suatu yang tidak mungkin dilakukan.
Dalam perjalanan satu tahun tersebut banyak kendala yang ditemui baik, baik dari internal maupun eksternal. Dari internal adalah mindset dan kesiapan anggota kelompok untuk berorganisasi dan dari eksternal berkaitan dengan kebijakan pemerintah di sektor pertanian serta efek transisi pertanian dari pola konvensional ke pola pertanian ramah lingkungan.
Indonesia sebagai negara yang ekonominya ditopang sebagian besar dari sektor pertanian pernah mengantarkan ke masa swasembada pangan, merdeka di bidang pertanian. Kejayaan itu perlu diulang lagi melalui pembangunan kelompok-kelompok tani di tanah air.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah bagaimana pertanian itu kembali kepada "akar" konsep awal, jati diri pertanian itu sendiri. Bagaimana petani yang bertani? Inilah sebenarnya konsep pertanian masa depan dan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Ditinjau di KBBI, kata tani adalah kata sifat yang berarti mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Sedangkan petani menurut ahli Mosher (1987:198) memberi batasan bahwa petani adalah manusia yang bekerja memelihara tanaman dan atau hewan untuk diambil manfaatnya guna menghasilkan pendapatan.
Dari pengertian tersebut tersirat bahwa pekerjaan bertani memiliki misi yaitu memelihara bumi dan mengambil manfaatnya untuk kehidupan si petani serta keluarga. Selanjutnya, kata tani yang diberi awalan "ber" memiliki fungsi kata kerja dan kata sifat, serta memiliki makna "mempunyai". Misalnya, seseorang yang memiliki rumah akan memiliki rasa cinta dengan merawat rumah dengan sungguh-sungguh karena rumah akan menjadi kediaman bernaung untuk hari ini dan akan datang. Oleh sebab itu, seseorang yang bertani akan merawat tanah/kebun/sawah sebagai "rumah" untuk masa depannya.
Semangat ini sama dengan konsep pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Konsep bertani dengan menghargai lingkungan tanpa harus merusak ekosistem yang ada. Petani bukan sekedar bertani, tetapi bertani dengan ilmu bertani tanpa ribet-ribet dan banyak embel-embel. Memunculkan konsep pertanian modern adalah solusinya yaitu pertanian yang menggabungkan dua konsep yaitu optimalisasi hasil pertanian melalui peningkatan teknologi dan peningkatan mutu hasil pertanian.
Petani yang bertani adalah wujud dari petani yang menjaga bumi dan melestarikannya. Dia sadar bahwa tanah telah memberinya kehidupan untuk hari ini dan akan datang. Petani yang bertani adalah petani yang pandai berterimakasih kepada bumi, dia jaga, dirawatnya seperti dia menjaga dan merawat dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar