Cari Blog Ini

Sabtu, 11 Juli 2020

Bangkit Dengan Digital Marketing Terintegrasi

Pemasaran buku selama pandemi terjun bebas bahkan sebagian penerbit tidak dapat bangun lagi kemudian gulung tikar. Menurut Pak Agus, penurunannya menyentuh angka 70% hingga 80%. Pak Agus bernama lengkap Agust Subardana, SE, MM, CDS adalah direktur pemasaran di penerbit Andi. Merujuk kepada catatan beliau, selain penurunan penurutan omset, jaringan toko buku ditutup selama 4 bulan oleh pemiliknya, pembeli takut datang ke toko buku dan mall-mall, banyak penerbit yang menghentikan distribusi ke toko buku dan beberapa penerbit gulung tikar. 
Hal itu juga terjadi di Toko Buku Gramedia, sebagai salah satu toko buku terbesar di tanah air pun tidak dapat mengelakkan dampak covid. Dari grafik penjualannya, tren pengunjung buku di gramedia di pertengahan bulan februari mulai menunjukkan penurunan melandai dan di awal juli menunjukkan kenaikan kembali setelah new normal dilaksanakan dibeberapa daerah. 

Kondisi ini memaksa para penerbit  berfikir keras untuk menyesuaikan dengan situasi yang aman dan terkendali disisi lain omset harus naik, maka penerbit menerapkan strategi digital marketing sebagai efek transformasi digital. Ini sebagai sebuah konsekuensi era low touch ekonomy yang mengharuskan setiap orang melakukan cek kesehatan.  

Strategi digital marketing memuat branding, secial media, content marketing, email marketing, video production, web design, SEO, App /development dan SEM. Kenapa memilih strategi ini?, karena biaya lebih murah, terjangkau luas, mudah menentukan target pasar buku, komunikasi yang lebih efektif dengan konsumen, mudah dievaluasi, cepat populer dan membantu dalam penjualan. 

Tumbuh dan berkembangnya dengan baik komunitas literasi atau komunitas profesi tertentu di media social akan meningkatkan komunikasi dalam jumlah besar walaupun dalam waktu yang sangat singkat. Komunitas dapat berperan sebagai mobilisasi informasi untuk meningkatkan jumlah pelanggan dalam jumlah besar. Demikian juga di sub-sub digital marketing lainnya. 

Oleh sebab itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan pemasaran yang berkelanjutan maka sub-sub digital marketing tersebut harus terintegrasi satu dengan yang lainnya dalam sebuah tools atau web. Cara kerjanya sederhana dan berdampak luas. Sekali mengupload maka dia akan terkoneksi dengan seluruh media sosial yang ada. Di dalam web tersebut memuat berbagai informasi yang dibutuhkan konsumen dan sesuai dengan conten penerbit. Bila perlu dimuat artikel-artikel yang urgen bagi konsumen. 

Konsumen penerbit Andi yang potensial di masa pandemi ini adalah sekolah. Maka, penerbit memberikan perhatian yang intens kepada sekolah sebagai sasaran product. Salah satunya adanya kebijakan dana BOS dari pemerintah untuk mengembangkan perpustakaan di setiap sekolah. Maka, dari  itu penerbit dapat menyuplai buku-buku yang dibutuhkan. Penerbit Andi menyediakan menu-menu perustakaan yang variatif dan disetiap tingkat. Pembelian buku dengan dana BOS dilakukan melalui Siplah (Sistem Informasi Pembelian Sekolah lewat market place yaitu blanja.com dan blibli.com. 

Sistem di Siplah, barang diterima baru dibayar. Caranya, akses blanja.com atau bilbli.com melalui akun dapodik sekolah. Setelah dipesan oleh sekolah maka penerbit akan mengirim barang. Sekolah selanjutnya membuat berita acara serah terima barang kemudian di upload ke Siplah dan ditransfer ke market place termasuk slip pembayaran. Maka, pihak penerbit akan menunggu verfikasi dari pihak market place. Lengkapnya panduan tersebut bisa dilihat di link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=LVCWSP0gHbk&feature=youtu.be

Sebagai kesimpulan materi malam ini bahwa di era transformasi digital sebagai arus besar perubahan di masa pandemi, maka jika ingin selamat penerbit harus berfikir dan bertindak untuk mengikuti arus dengan berbagai strategi pemasaran salah satunya dengan digital marketing yang terintegrasi. Hal itu telah dibuktikan oleh penerbit Andi yang dapat bangkit kembali setelah dihempas gelombang covid. 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar