Cari Blog Ini

Jumat, 10 Juli 2020

Memastikan Buku Diterbitkan

Udara dingin disertai hujan deras mengguyur Alahan Panjang, sebuah kampung kecil dengan jarak 70 Km dari Kota Padang. Malam ini juga kami kedatangan adik laki-laki istriku bersama istri dan dua orang anaknya sore tadi yang masih kecil-kecil. Ramai, ribut, heboh oleh suara anak-anak, hampir tidak kalah heboh oleh suara air hujan dan angin yang menerpa atap rumah. 

Dalam suasana demikian saya coba untuk fokus membaca informasi di group Belajar Menulis Gelombang 14. Salah satunya WA dari Omjay tentang pemateri malam ini yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni dari Penerbit Andi. 
"Ko iyo mah, ahlinyo bana pemateri malam ko, mumpuni-Ini benar-benar bagus, pematerinya benar-benar ahli dibidangnya, mumpuni", pikirku sambil angguk-angguk. 

Pesan demi pesan terus mengalir di group sampai kuliah malam itu di mulai. Koordinator malam ini adalah Omjay dan moderatornya adalah Ibu Aam Nurhasanah. 

Bu Aam Nurhasanah biasa dipanggil Ibu Aam, beliau adalah anggota group yang paling aktif dan telah sukses membuat buku. Pantas beliau mendapat apresisasi dari Omjay dan bagi kami yang belum juga berhasil tentu jadi motivasi dan pembuktian bahwa group ini telah menghasilkan manusia-manusia inspiratif. 


Ada 3 paparan penting yang akan beliau sampaikan, yaitu writting preneurship, menulis buku ajar dan teknis menulis buku. Namun, pada kesempatan ini tidak semuanya dapat beliau sampaikan karena jam 21 beliau ada acara daring lain.

Berbeda dengan pemateri sebelumnya metode beliau dalam pemaparan materi menggunakan slide kemudian diikuti penjelasan suara. Alasannya supaya peserta bisa membuat kalimat sendiri. Alih-alih uji perbendaharaan kata peserta workshop menulis. 

Diawali dari slide pertama, Pak Joko mengawali dari beberapa hal yang mendasari dalam menulis adalah berorientasi profit, nirlaba, branding/promosi, memenuhi regulasi atau untuk akreditasi lembaga, sertifikasi guru, kenaikan pangkat dan lain-lain. 

Kalau tanpa motivasi atau tidak ada tujuan pasti dibelakangnya jarang juga orang mau menulis. Dorongan itu sifatnya "memaksa" baru seseorang itu tergerak untuk menulis. Adakah orang yang menulis karena kebutuhannya dan ikhlas melakukannya tanpa terpaksa? Tentu ada dan yang malas lebih banyak.

Sesuai judul pada paparan pertama yaitu writting preneurship/menulis buku yang diterima penerbit, tentu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana menulis dan tulisan tersebut dipastikan diterima penerbit? 

1. Naskah yang dipastikan terbit adalah naskah dengan tema populer dan penulis populer. Minimal bagi penulis pemula bisa memilih tema populer dan penulis tidak populer, ini dapat dipertimbangkan penerbit. 

Pada bagian ini, Kata Pak Joko, mudah. Trik cepatnya dengan bertanya sama mbah Google trends. Kalau penerbit tentu punya data dan research. Di Google Trends dapat diketahui trennya apa, masih berlangsungkah?, sudah berakhir atau sedang tren. Terpenting untuk melihat trennya itu berapa lama sudah berlangsung dan ada kecendrungan grafiknya selalu naik seperti buku informatika.

Sedangkan untuk mamantau popularitas penulis dapat diakses di Google scholler atau Google Cendikia. Tulisannya dapat diakses oleh pasar yang mendunia yang dapat dilihat sitasi atau kutipan orang lain dari tulisannya. Atau bisa juga melalui kepemilikan blog dan dilihat jumlah subscriber di kanal youtube. 

Setelah diterima oleh penerbit masih ada lagi kajian oleh penerbit yaitu penentuan oplah cetakan dan konsistensi selingkung. 

2. Memahami alur penerbitan.
Hal yang harus dipahami oleh penulis yang menginginkankan bukunya diterbitkan adalah bagaimana tulisan itu diproses secara administrasi penerbitan. Pertama naskah dikirim oleh penulis dan dinilai oleh penerbit. Penilaian penerbit akan bermuara pada diterima atau ditolak. Baik ditolak atau diterima oleh penerbit, keduanya akan diberitahu. Bedanya jika diterima maka penerbit akan meminta softcopynya. Setelah itu tulisan kita akan masuk pada tahapan pracetak. Dalam tahapan ini juga akan dilaksanakan akad perjanjian penenerbitan. 

Langkah selanjutnya dicetak dan distribusikan kepada konsumen. Sesuai waktu yang ditetapkan maka penulis akan mendapatkan royalti persemester.  Tapi perlu diingat penerbit tidak mencetak berdasarkan antrian sesuai pengiriman melainkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi penggunaan buku atau level materi atau lebar pasar. 
3. Memahami perusahaan penerbitan. 
Pada poin ketiga ini juga penting untuk mengenali bagaimana penerbit yang baik. Setidaknya ada beberapa hal harus dimiliki penerbit yang baik itu:
a. Memiliki visi dan misi yang jelas.
b. Memiliki bussinis core lini produk tertentu.
c. Memiliki pengalaman.
d. Memiliki pasar.
e. Memiliki keberanian, dan 
f. Kejujuran dalam pembayaran royalti

Sebagai kesimpulan bahwa dalam menulis buku yang dapat dipastikan terbit seorang penulis fokus tulisannya kepada tema-tema populer atau sedang trend. Selain itu juga dipengaruhi oleh popularitas si penulis yang telah memiliki pasar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar